Tugas Mandiri 03
PROPOSAL IDE BISNIS INOVATIF
BAGIAN 1: LATAR BELAKANG
Deskripsi Area Observasi
Area observasi: Kampus Universitas Negeri Surabaya (UNESA) – Kampus Ketintang, Surabaya.
Di area ini terdapat beberapa kantin mahasiswa dan penjual makanan di sekitar kampus. Mahasiswa umumnya memilih makanan yang cepat, murah, dan mudah didapat, seperti nasi goreng, ayam geprek, dan mi instan.
Alasan Pemilihan Area
Saya memilih area kampus UNESA Ketintang karena kampus ini memiliki populasi mahasiswa yang besar dengan aktivitas padat. Berdasarkan penelitian Kusuma (2023) dalam Jurnal Tata Boga UNESA, mayoritas mahasiswa lebih memilih makanan berdasarkan harga dan kenyamanan, bukan berdasarkan kesehatan atau gizi seimbang.
Metode Observasi yang Digunakan
Observasi langsung selama 3 hari di area kantin dan parkiran belakang kampus.
Wawancara dengan 8 mahasiswa dari jurusan berbeda.
Dokumentasi antrean di kantin dan jenis makanan yang sering dibeli.
BAGIAN 2: HASIL OBSERVASI
Tabel Observasi
Hari Fenomena yang Diamati Catatan Masalah / Peluang
1 Mahasiswa antre panjang di kantin utama Banyak yang akhirnya makan mi instan karena cepat
2 Banyak yang tidak sarapan sebelum kuliah pagi Mahasiswa sering mengantuk di kelas
3 Sebagian membawa bekal tapi cepat basi karena tidak ada tempat penyimpanan dingin Peluang untuk solusi penyimpanan makanan atau katering sehat
Ringkasan Wawancara
6 dari 8 mahasiswa mengaku lebih memilih makanan cepat dan murah, meskipun tidak sehat.
5 mahasiswa sering melewatkan sarapan karena tidak sempat.
4 mahasiswa mengatakan makanan di kantin cenderung berminyak dan kurang sayur.
TIGA MASALAH TERIDENTIFIKASI
Masalah Analisis Singkat (berdasarkan observasi & data jurnal)
1 Kebiasaan mahasiswa melewatkan sarapan karena terburu-buru kuliah Diperkuat penelitian di UNESA (Kusuma, 2023) bahwa 68% mahasiswa tidak sarapan, yang memengaruhi konsentrasi belajar.
2 Pilihan makanan di kantin kampus cenderung tidak sehat dan berminyak Berdasarkan observasi dan jurnal, mahasiswa mengutamakan kenyamanan dan harga, bukan gizi. Peluang bisnis: katering sehat atau makanan rendah minyak.
3 Tidak ada fasilitas penyimpanan bekal atau makanan di area kampus Mahasiswa yang bawa bekal sering mengeluh makanannya cepat basi. Bisa jadi peluang membuat smart locker food storage atau layanan titip bekal dingin.
BAGIAN 3: IDE BISNIS TERPILIH
Ide Terpilih:
🥗 "Smart Breakfast Box – Sarapan Sehat Siap Ambil di Kampus"
Deskripsi Ide Bisnis
Layanan penyedia sarapan sehat praktis yang bisa dipesan malam sebelumnya melalui WhatsApp atau aplikasi sederhana, dan diambil di pickup point (depan kantin kampus) pagi hari tanpa antre.
Menu terdiri dari sandwich telur, oat cup, dan smoothie buah lokal.
Alasan Pemilihan
Berdasarkan penelitian UNESA (Kusuma, 2023) dan UNMUL (Rahma, 2022), kebiasaan melewatkan sarapan sangat umum di kalangan mahasiswa.
Masalah ini nyata dan berpengaruh langsung pada performa akademik.
Solusinya mudah diterapkan, punya nilai inovasi tinggi, dan mendukung gaya hidup sehat.
Business Model Canvas (Sederhana)
Elemen Isi
Customer Segments Mahasiswa & dosen UNESA yang sering melewatkan sarapan
Value Proposition Sarapan sehat, cepat, bisa diambil tanpa antre, harga terjangkau
Channels WhatsApp, Instagram, Google Form
Customer Relationship Pemesanan online, promo mingguan, sistem langganan
Revenue Streams Penjualan sarapan per box & paket mingguan
Key Activities Produksi makanan pagi, pengemasan, distribusi
Key Resources Dapur mini, bahan makanan, tenaga dapur, sistem pre-order
Key Partners Supplier sayur & roti lokal, koperasi kampus
Cost Structure Bahan baku, kemasan ramah lingkungan, promosi, transportasi
BAGIAN 4: ANALISIS KELAYAKAN
-Target Pasar
Mahasiswa usia 18–25 tahun di Kampus UNESA Ketintang yang aktif kuliah pagi.
-Keunikan / Nilai Tambah
Pemesanan malam sebelumnya → tidak perlu antre pagi hari
Menu sehat & bergizi
Kemasan bisa didaur ulang
Harga terjangkau (Rp15.000–20.000)
Analisis Kompetitor
Kelemahan Kompetitor
Kantin kampus Tidak buka pagi (sebelum 08.00)
Warung sekitar kampus Makanan berminyak & tidak bergizi
GoFood / GrabFood Ongkir tinggi & waktu tunggu lama
Estimasi Biaya Awal:
Kebutuhan Estimasi Biaya
Alat dapur & perlengkapan Rp2.000.000
Bahan makanan awal Rp1.000.000
Kemasan & branding Rp500.000
Promosi awal (banner, media sosial) Rp500.000
Total Modal Awal Rp4.000.000
Harga jual per box: Rp18.000
Target penjualan: 20 box/hari × 22 hari = Rp7.920.000/bulan
BAGIAN 5: RENCANA IMPLEMENTASI
Minggu Kegiatan:
1. Survei menu sarapan favorit & uji coba rasa
2. Produksi percobaan & rekrut 2 anggota tim
3. Buka pre-order lewat WhatsApp & promosi di media sosial
4. Peluncuran Smart Breakfast Box & evaluasi kepuasan pelanggan
Sumber daya dibutuhkan:
-1 koki (mahasiswa tata boga)
-1 admin pemesanan
-1 motor pengantar Bahan makanan harian
Metrik Keberhasilan:
30 pelanggan tetap di bulan pertama Penjualan >15 box per hari 80% respon positif dari pelanggan
BAGIAN 6: REFLEKSI
Pembelajaran
Saya belajar bahwa peluang bisnis terbaik sering muncul dari masalah sederhana yang dialami banyak orang setiap hari. Observasi langsung dan data jurnal sangat membantu memvalidasi ide bisnis.
Tantangan
-Menemukan waktu produksi yang pas di pagi hari
-Menjaga makanan tetap segar sebelum diambil pelanggan
-Rencana Pengembangan, Membuka pickup point di fakultas lain
-Menambah menu siang sehat (Healthy Lunch Box) Kolaborasi dengan koperasi kampus untuk promosi bersama
Komentar
Posting Komentar