Tugas Terstruktur 02
Belajar dari Dua Wajah Wirausaha: Keberhasilan Tokopedia dan Kegagalan Nokia
Pendahuluan
Wirausaha merupakan salah satu penggerak utama perkembangan ekonomi global maupun nasional. Melalui inovasi, keberanian mengambil risiko, serta kemampuan membaca peluang, wirausaha mampu menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan efisiensi ekonomi, dan mengubah pola konsumsi masyarakat. Namun, di balik kisah sukses yang sering kali dielu-elukan, terdapat pula kisah kegagalan yang sarat pelajaran. Oleh karena itu, penting bagi calon wirausaha untuk mempelajari dua sisi dunia bisnis: keberhasilan dan kegagalan.
Tulisan ini akan membahas dua studi kasus yang kontras. Pertama, kisah keberhasilan Tokopedia, salah satu perusahaan teknologi terbesar di Indonesia yang didirikan William Tanuwijaya. Kedua, kisah kegagalan Nokia, perusahaan telekomunikasi asal Finlandia yang pernah merajai pasar ponsel dunia tetapi kemudian tumbang karena kesalahan strategi dan mindset. Analisis akan difokuskan pada motivasi, etika, mindset, serta pelajaran yang dapat dipetik oleh calon wirausaha.
Studi Kasus Keberhasilan: Tokopedia
Latar Belakang
Tokopedia berdiri pada tahun 2009 di bawah kepemimpinan William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison. Pada awal berdirinya, Indonesia menghadapi keterbatasan akses masyarakat terhadap produk di luar daerahnya. William, yang berasal dari keluarga sederhana, melihat peluang untuk menghadirkan platform e-commerce yang dapat mempertemukan penjual dan pembeli dari seluruh Indonesia.
Kini Tokopedia berkembang menjadi salah satu marketplace terbesar di Asia Tenggara, bahkan bergabung dengan Gojek menjadi grup teknologi raksasa, GoTo.
Motivasi Internal dan Eksternal
-
Internal: Passion William terhadap teknologi dan keinginan untuk mengurangi kesenjangan akses antarwilayah menjadi motivasi utama. Ia terinspirasi dari kesulitan ayahnya yang sakit dan dari pengalaman pribadi ketika ingin mengakses barang/jasa yang sulit ditemukan di daerah.
-
Eksternal: Lingkungan bisnis Indonesia saat itu yang masih minim pemain e-commerce serta meningkatnya penetrasi internet menjadi pendorong eksternal. Selain itu, dukungan investor internasional ikut mempercepat pertumbuhan Tokopedia.
Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Tokopedia sejak awal menekankan pentingnya misi pemberdayaan UMKM. Banyak penjual kecil yang difasilitasi untuk masuk ke ranah digital tanpa dipungut biaya besar. Hal ini menunjukkan kepedulian sosial yang tinggi. Dari sisi etika bisnis, Tokopedia menjaga transparansi, keamanan transaksi, serta berupaya melindungi konsumen dari penipuan online.
Mindset
William menunjukkan growth mindset yang kuat: berani belajar dari kesalahan, cepat beradaptasi dengan perubahan teknologi, serta berorientasi pada peluang jangka panjang. Mindset inilah yang memungkinkan Tokopedia bertahan menghadapi kompetisi sengit dari Shopee, Lazada, dan Bukalapak.
Dampak
Keberhasilan Tokopedia tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga dampak sosial luas. Ribuan UMKM lokal naik kelas, jutaan konsumen di daerah terpencil bisa mengakses produk, dan Indonesia memiliki “unicorn” yang meningkatkan daya saing global.
Studi Kasus Kegagalan: Nokia
Latar Belakang
Nokia pernah menjadi raksasa industri ponsel dunia dengan pangsa pasar lebih dari 40% pada awal 2000-an. Ponsel Nokia dikenal tangguh, sederhana, dan mudah digunakan. Namun, dalam waktu kurang dari satu dekade, kejayaan tersebut runtuh. Kehadiran iPhone (2007) dan Android (2008) mengubah paradigma industri smartphone, sementara Nokia gagal beradaptasi.
Motivasi Internal dan Eksternal
-
Internal: Motivasi internal Nokia lebih terfokus pada mempertahankan dominasi, bukan lagi pada inovasi. Perusahaan merasa terlalu nyaman dengan posisinya dan percaya bahwa kekuatan merek cukup untuk melawan perubahan pasar.
-
Eksternal: Tekanan eksternal sebenarnya sudah jelas, yaitu revolusi smartphone berbasis sistem operasi terbuka (Android) dan ekosistem aplikasi. Namun Nokia tidak merespons dengan cepat, bahkan tetap bertahan dengan sistem operasi Symbian yang semakin usang.
Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Secara etika, Nokia sebenarnya tidak terlibat skandal besar. Namun dari perspektif tanggung jawab pada pelanggan, perusahaan gagal memberikan produk yang sesuai kebutuhan era digital. Kegagalan dalam memenuhi harapan konsumen bisa dikatakan sebagai bentuk abai terhadap tanggung jawab sosial perusahaan.
Mindset
Kesalahan utama Nokia ada pada mindset. Perusahaan terjebak dalam fixed mindset, yaitu merasa nyaman dengan kesuksesan lama dan meremehkan inovasi baru. Mereka tidak melihat iPhone dan Android sebagai ancaman serius hingga terlambat. Budaya internal Nokia pun birokratis, lambat mengambil keputusan, serta penuh konflik manajemen.
Dampak
Kegagalan mindset dan strategi membuat Nokia kehilangan pangsa pasar dengan sangat cepat. Pada 2013, divisi ponselnya dijual ke Microsoft. Nama Nokia yang dulu identik dengan ponsel kini hanya tersisa sebagai kenangan, meski perusahaan masih bertahan di bidang infrastruktur jaringan.
Analisis Perbandingan
Dari kedua studi kasus ini, terdapat perbedaan mencolok:
-
Motivasi
-
Tokopedia digerakkan oleh motivasi internal (passion & visi pemberdayaan UMKM) yang berpadu dengan peluang eksternal (perkembangan internet).
-
Nokia terjebak pada motivasi mempertahankan status quo tanpa dorongan internal untuk terus berinovasi.
-
-
Etika dan Tanggung Jawab Sosial
-
Tokopedia menempatkan etika dan tanggung jawab sosial sebagai bagian inti strategi bisnis.
-
Nokia relatif mengabaikan tanggung jawab terhadap kebutuhan konsumen yang berubah drastis.
-
-
Mindset
-
William Tanuwijaya menunjukkan growth mindset: terbuka terhadap pembelajaran, fleksibel, adaptif.
-
Nokia menunjukkan fixed mindset: nyaman dengan kesuksesan masa lalu, lambat dalam beradaptasi.
-
-
Dampak
-
Tokopedia tumbuh menjadi unicorn yang mengubah ekosistem digital Indonesia.
-
Nokia kehilangan pangsa pasar, menjadi contoh klasik kegagalan inovasi.
-
Kesimpulan dan Rekomendasi
Dari kedua kasus di atas, terdapat beberapa pelajaran penting:
-
Motivasi yang tepat menjadi fondasi. Wirausaha yang digerakkan oleh passion dan visi jangka panjang cenderung lebih tahan menghadapi tantangan. Motivasi semata untuk mempertahankan posisi atau keuntungan tidak cukup tanpa inovasi berkelanjutan.
-
Etika dan tanggung jawab sosial bukan sekadar tambahan. Perusahaan yang mengintegrasikan nilai etis dalam bisnis (seperti Tokopedia) akan mendapat kepercayaan konsumen. Sebaliknya, mengabaikan kebutuhan konsumen bisa menjadi faktor kegagalan (seperti Nokia).
-
Mindset menentukan arah masa depan. Growth mindset memungkinkan wirausaha membaca peluang, beradaptasi, dan berinovasi. Fixed mindset justru membuat perusahaan cepat tersingkir.
-
Keberhasilan dan kegagalan sama-sama sumber belajar. Calon wirausaha harus mempelajari keduanya, karena kesuksesan memberi inspirasi, sementara kegagalan memberi peringatan.
Rekomendasi untuk calon wirausaha:
-
Miliki motivasi internal yang kuat (passion, visi sosial) namun tetap peka terhadap peluang eksternal.
-
Pegang teguh nilai etika, transparansi, dan tanggung jawab sosial agar usaha berkelanjutan.
-
Kembangkan growth mindset: jangan cepat puas, terus belajar, dan adaptif terhadap perubahan teknologi maupun perilaku pasar.
-
Jangan takut gagal, tetapi gunakan kegagalan orang lain sebagai cermin untuk menghindari kesalahan serupa.
Sumber
-
Liputan6. (2020). Kisah Sukses William Tanuwijaya Mendirikan Tokopedia.
-
Katadata. (2021). Perjalanan Tokopedia dari Startup hingga Merger dengan Gojek.
-
Doz, Y., & Wilson, K. (2017). Ringtone: Exploring the Rise and Fall of Nokia in Mobile Phones. Oxford University Press.
-
The Guardian. (2013). "Nokia’s fall: How phones giant failed to adapt."
Komentar
Posting Komentar